Upaya pemulihan Sungai Citarum dari tahun ke tahun terus dilaksanakan oleh berbagai pihak baik pemerintah pusat, daerah, akademisi, Masyarakat peduli lingkungan dan Masyarakat secara luas. BBWS Citarum terus bertekad dan berupaya untuk selain mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang optimal dan berkelanjutan, juga mendukung upaya dalam penyelesaian permasalahan Sungai Citarum serta mengembalikan kelestarian Sungai Citarum.
Kerjasama dengan seluruh para pemangku kepentingan di WS Citarum terus dikedepankan, keterlibatan partisipasi semua pihak dilakukan untuk dapat meningkatkan optimalisasi dalam pendayagunaan dan pengelolaan sumber daya air demi terciptanya WS Citarum yang bersih, sehat dan produktif serta memberikan manfaat bagi seluruh Masyarakat.
Berbagai capaian telah berhasil dilaksanakan, namun untuk mencapai target yang diharapkan masih banyak pekerjaan-pekerjaan yang perlu dituntaskan. BBWS Ciatrum bertekad akan terus mengawal dan bekerja dengan berbagai pihak untuk mewujudkan Sungai Citarum yang lebih baik di tahun 2024.
Dengan sinergi yang baik, diharapkan dapat meningkatkan optimalisasi dalam pendayagunaan dan pengelolaan sumber daya air demi terciptanya Wilayah Sungai Citarum yang bersih, sehat, dan produktif, serta membawa manfaat bagi seluruh Masyarakat.
Sungai Citarum sampai dengan saat ini masih menjadi andalan dalam menopang kehidupan masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa bagian Barat. Tidak ada sungai yang memiliki peran dan fungsi sebesar Sungai Citarum. Melalui keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 12 tahun 2012 Tentang Penetapan Wilayah Sungai dan diperbaharui melalui Peraturan Menteri PUPR No. 4 tahun 2015, Sungai Citarum ditetapkan sebagai sungai denga status Sungai Strategis Nasional.
Potensi sumber daya air Sungai Citarum bukan hanya sekedar menyediakan kebutuhan air sehari-hari bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya saja, namun berperan penting dalam memasok air baku rumah tangga, memenuhi kebutuhan air perkotaan serta mendukung kegiatan industri bagi wilayah Bandung, Cimahi, Cianjur, Purwakarta, Bekasi Karawang, hingga DKI Jakarta.
Pasokan air baku wilayah DKI Jakarta sebesar 80% berasal dari air Sungai Citarum yang disalurkan melalui saluran Tarun Barat. Sumberdaya air Sungai Citarum berperan besar dalam mendukung terus berputarnya sektor-sektor perekonomian. Bahkan, air Sungai Citarum menjadi sumber pasokan utama bagi pertanian beririgasi di Karawang, Indramayu hingga Subang yang menjadi lumbung padi dan mendukung ketahanan nasional. Bendungan-bendungan di aliran sungai juga memiliki fungsi sebagai penggerak turbin-turbin pembangkit yang menyuplai energi listrik.
Sungai Citarum Ditetapkan sebagai sungai Strategis Nasional karena:
- Potensi sumber daya air pada wilayah sungai Citarum lebih besar atau sama dengan 20% (dua puluh persen) dari potensi sumber daya air di Jawa Barat.
- Lebih dari 30% penduduk Jawa Barat tinggal di wilayah Sungai Citarum.
- Pemanfaatan potensi sumber daya air Sungai Citarum memberikan dampak yang besar terhadap pembangunan nasional.
- Lebih dari 30% tenaga kerja di Jawa Barat bergantung pada lapanga kerja yang memanfaatkan sumber daya air Sungai Citarum.
- Terjadi penurunan kualitas lingkungan yang mengancam keanekaragaman hayati yang spesifik dan langka di Wilayah Sungai Citarum.
- Sungai Citarum menjadi sumber pasokan utama bagi lumbung padi nasional pertanian beririgasi seluas 378.993 Hektar.
- Pesatnya pertumbuhan sector industry sepanjang aliran sungai yang memanfaatkan air sungai Citarum dalam mendukung kegiatannya.
- Lebih dari 20% dari sumber daya air di Jawa Barat.
- 30% penduduk Jawa Barat tinggal di Wilayah Sungai Citarum
- Tenaga kerja di Jawa Barat bergantung pada lapangan kerja yang memanfaakan sumber daya air Sungai Citarum.
- Menjadi sumber pasokan utama bagi lumbung padi nasional pertanian beririgasi seluas 378.993 Ha.
Sungai Citarum menjadi Objek Vital Nasional, manjadi Pembangkit Listrik Tenaga Air dari tiga bendungan utama di aliran Sungai Citarum yaitu PLTA Jatiluhur, PLTA Saguling dan PLTA Cirata terhubung dengan jaringan listrik lintas provinsi dan terhubung ke dalam jaringan transmisi nasional. Karena peran pentingnya inilah maka PLTA di ketiga bendungan ini ditetapkan sebagai Objek Vital Nasional. Energi dari pembangkit Listrik tenaga air juga dihasilkan dari bendungan lain yaitu Bendungan Cipanunjang dan Bendungan Cileunca. Total energi yang dihasilkan dari pembangkit-pembangkit listrik tenaga air di aliran Sungai Citarum sebesar Kurang lebih 2600 MW.
Discussion about this post